Senin, 22 Oktober 2007

KPPI di Lapangan Polda Naikoten I, Kupang, NTT, 15-17 Juni 2006

”Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya....” (II Korintus 2:14)

Kupang, kota yang memiliki slogan ”Kota Kasih” kembali mengalami lawatan Allah yang luar biasa melalui KPPI (Kebaktian Pujian dan Penyembuhan Ilahi) yang diadakan selama 3 hari berturut-turut, 15-17 Juni 2006, di lapangan Polda Naikoten I yang berkapasitas 20.000 orang. Selain itu juga diadakan Seminar ”Bring the Fire to the Nations” yang diperuntukkan bagi para Pendeta dan Hamba Tuhan pada tanggal 16-17Juni 2006. Roh Allah sedang melawat umat Tuhan di Kupang.

Awal Sebuah Pertempuran Rohani
Sebagian besar masyarakat Kupang adalah umat Kristen yang sangat memerlukan bukti dari kebesaran Allah di tengah-tengah berbagai kesulitan ekonomi dan penderitaan karena sakit penyakit.

Beban dan belas kasihan yang besar atas jiwa-jiwa inilah yang membawa hamba-hamba Tuhan dan gereja-gereja dari berbagai denominasi yang tergabung dalam Panitia Oikumene KKR dan Seminar ”Yesus Penyembuh” Kupang bekerja sama mengadakan KPPI di Kupang. Beberapa gereja tersebut diantaranya adalah: GBI Timor Raya (Pdt. Tommy R. Hanas), Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Gereja Bethel Injil Sepenuh (Pdt. David Ambesa), GBI Jemaat Bukit Sion (Pdt. Jefta Sombu), GBI Jemaat Rajawali (Pdm. Manus Daud Jonatan, STh), Gereja Kemah Injil Indonesia (Pdt. Yunus Laukapitang), GBI Kupang (Pdt. Benyamin Saleh), GBI Shekinah Glori (Pdt. John Hotan), GPdI Fatufeto dan GSJA Kupang (Pdt. Hendra Wong).



Bukanlah hal yang mudah untuk mempersiapkan KPPI di lapangan terbuka dengan kapasitas puluhan ribu jiwa. Ini merupakan suatu pertempuran rohani yang besar....



Persiapan-persiapan dilakukan oleh Tim KPPI Jakarta yang terdiri dari Pdt. Thomas Tony, Pdt. Christian Suharto dan Ev. Vera Indriani bersama tim Panitia Lokal. Diawali dengan mengadakan HMC (Healing Ministry Course) pada tanggal 5-6 Juni 2006 yang diikuti 211 peserta. Bukti kuasa Allah berlangsung di tengah-tengah mereka saat mereka mendoakan sesama murid yang sakit di akhir pengajaran. Sekitar 20 orang bersaksi telah disembuhkan dari berbagai penyakit seperti jantung, asma dan maag.



Tim KPPI bersama panitia setempat mempublikasikan KPPI dengan berbagai cara. Ribuan undangan disebarkan di halte bus, pasar-pasar, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah dan kendaraan-kendaraan umum. Spanduk dan poster KPPI ditempel di tempat-tempat strategis, bahkan juga di kendaraan-kendaraan umum. Acara KPPI juga disiarkan melalui stasiun Radio Kristen satu-satunya di Kupang, yaitu Radio Lizbeth FM. 98,4 (milik Abraham dan Elizabeth Manongga) ke segenap penjuru kota. Dengan menggunakan mobil Dinas Penerangan Kota Kupang yang dilengkapi loudspeaker, panitia berkeliling menyerukan tentang KPPI di jalan-jalan. Seluruh kota sedang dipersiapkan menyambut lawatan kuasa Allah melalui KPPI



Sorak Kemenangan Ribuan Orang

Di hari pertama, KPPI dibuka oleh Ketua Panitia, Pdt. Tommy R. Hanas dari GBI Timor Raya, dilanjutkan dengan pidato pembukaan dari Gubernur NTT yang dibacakan oleh Bpk. Umbu Saga, Kepala Badan Informasi dan Komunikasi NTT. Lapangan Polda Naikoten I dipenuhi dengan jiwa-jiwa yang lapar dan haus akan kuasa Allah yang mencapai jumlah sekitar 8000 orang. Yang juga istimewa adalah adanya barisan tentara puji-pujian yaitu koor anak-anak dan remaja berjumlah sekitar 100 orang yang dengan tanpa kenal lelah terus menyanyi di atas panggung dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir kebaktian.



Di tengah pujian yang menarik hadirat Allah, mujizat kesembuhan telah terjadi, bahkan sebelum Firman Tuhan disampaikan. Pdt. Jacob Bernhard Sumbayak membawakan dari Markus 5:21-34 yang menyatakan bahwa untuk menerima kesembuhan kita harus beriman kepada Yesus. Ketika tiba pada acara doa kesembuhan, Susan Sumbayak terlebih dahulu memanggil orang-orang yang sakit pada bagian punggung dan pinggang untuk maju ke depan panggung. Ternyata ada sekitar 100 orang lebih yang maju! Kuasa Allah turun dan satu persatu disembuhkan. Hal ini membangkitkan iman semua yang hadir. Kemudian semua orang sakit berbondong-bondong maju ke depan. Berbagai mujizat pun terjadi dengan cepat. Sekitar 58 orang mengalami kesembuhan, diantaranya dari sakit pendarahan, tuli, patah tulang punggung karena kecelakaan, benjolan dan tumor hilang,...bahkan tangan yang bengkok sejak kecil menjadi lurus kembali! Sorak kemenangan dari ribuan orang terdengar malam itu.



Sebuah Pelajaran Iman

Keesokan harinya, berita tentang KPPI telah tersebar ke mana-mana, bahkan dimuat di surat kabar lokal, ”POS KUPANG”. Pagi itu Pdt. Jacob dan Susan Sumbayak juga diundang untuk berbicara dalam program ”Wanita Bijak” di Radio Lizbeth. Waktu siaran diperpanjang menjadi 2 jam karena banyaknya pemirsa yang berespon, bahkan ada 41 orang menelpon untuk didoakan atas berbagai sakit penyakit mereka. Pada waktu yang bersamaan juga berlangsung Seminar ”Bring the Fire to the Nations” yang berisi dua topik seminar: ”Bagaimana Membangun Jemaat yang Bertumbuh” dibawakan Pdt. Joseph Batubara dan ”Bagaimana Penginjilan yang Efektif” oleh Pdt. Yohanes Nugroho, keduanya dari Tim KPPI Jakarta. Sekitar 84 orang peserta seminar merasakan semangat dan komitmen pelayanan mereka diperbaharui dan dibakar kembali.



Hari kedua merupakan sebuah pertempuran sengit. Hujan sangat jarang turun di kota Kupang, namun sejak pagi hari gerimis telah turun. Cuaca tidak kunjung membaik sampai pada sore hari. Meskipun demikian jiwa-jiwa tetap berdatangan memenuhi lapangan. Di awal kebaktian, tiba-tiba gerimis yang turun berubah menjadi hujan yang cukup deras. Dalam kondisi seperti ini, seluruh hamba Tuhan, baik para murid HMC, panitia maupun tim paduan suara, semua beriman bahwa kebaktian akan terus berlangsung. Bahkan pemimpin pujian, Sdri. Yolanda Milla, menantang jemaat untuk tetap bertahan di tengah hujan mengikuti kebaktian. Mereka bergandengan tangan dan bersama seluruh jemaat berlutut berdoa dengan berurai air mata memohon agar hujan berhenti. Ketika listrik padam sehingga keyboard dan perlengkapan Sound System tidak berfungsi, maka suara nyaring dari tim paduan suara bersama pemimpin pujian terus terdengar memimpin jemaat menyanyikan lagu-lagu yang membangkitkan iman.



Sore itu menjadi satu pengujian iman di mana sebagian jemaat akhirnya memilih meninggalkan lapangan dan tersisa sekitar 3000 orang, termasuk orang-orang sakit dan para ibu dengan bayinya, yang menetapkan diri bertahan di tengah hujan. Iman mereka tidak sia-sia. Setelah hampir satu jam hujan turun tiba-tiba hujan berhenti total! Suara sorak-sorai kemenangan bergema. Listrik kembali hidup, peralatan Sound System mulai pulih, suara musik dan pemimpin pujian mulai terdengar. Malam itu sangat berkesan bagi semua yang hadir karena secara langsung menyaksikan kebesaran Allah menjawab iman dan doa mereka. Iman setiap orang melompat begitu tinggi mengatasi segala penghalang yang ada.



Firman Tuhan yang disampaikan Pdt. Jacob Sumbayak diterima dengan iman yang telah diperbaharui. Mujizat terjadi dengan cepat. Tak terhitung jumlah mereka yang mengalami kesembuhan bahkan sebelum didoakan. Bahkan setelah doa kesembuhan, berduyun-duyun orang maju ke panggung memberikan kesaksian atas kesembuhan mereka. Nyeri lambung, nyeri dada, jantung, sesak nafas, malaria, sakit lever, sakit ginjal, dan berbagai macam sakit penyakit disembuhkan Tuhan. Bahkan yang tuli mendengar, katarak melihat, dan yang lumpuh berjalan. Ini adalah mujizat!! Suatu pengajaran berharga tentang iman telah Allah berikan bagi anak-anakNya malam itu. Malam yang tak terlupakan....



Menuai Kemenangan

Kegiatan pada tanggal 17 Juni 2006 di pagi hari adalah Seminar dengan topik: ”Bagaimana Membangun Jemaat yang Menyembah Tuhan” oleh Pdt. Yohanes Nugroho dan ”Bagaimana Memiliki Jemaat yang Berkualitas Murid” oleh Pdt. Jacob B. Sumbayak. Banyak peserta seminar rindu untuk menjadi murid Kristus. Pada saat yang sama, Susan Sumbayak dan Ev. Dina mengisi acara ”Wanita Bijak” di radio Lizbeth. Sebanyak 43 orang penelepon meminta doa kesembuhan atas sakit penyakit mereka.



Mujizat-mujizat kesembuhan yang Tuhan kerjakan di hari kedua menjadi buah bibir di antara masyarakat sehingga menarik lebih banyak orang untuk datang, termasuk mereka yang memilih pulang karena hujan. Diperkirakan pada hari ke tiga ada 15.000 orang menghadiri KPPI !



Ibadah diawali dengan penutupan KPPI secara resmi, baik oleh panitia maupun oleh Walikota Kupang yang diwakili oleh Kepala Dinas Sosial kota Kupang. Malam itu setiap orang mengharapkan suatu lawatan Allah yang lebih besar dari hari-hari sebelumnya. Khotbah yang dibawakan oleh Pdt. Jacob B. Sumbayak diambil dari Matius 8: 16 - 18 tentang bagaimana Tuhan Yesus menyembuhkan Ibu mertua Petrus. Bagian orang percaya hanyalah datang dan percaya sepenuhnya kepada Yesus. Pemberitaan ini sederhana namun memberikan pembaharuan hati dan iman, sehingga banyak orang telah mengalami kesembuhan bahkan sebelum didoakan: Seseorang disembuhkan dari tangan yang kaku dan tidak bisa diangkat, seorang anak perempuan sembuh dari pusing di kepala karena kecelakaan dan seorang ibu yang sakit kusta dengan gejala kakinya kebas selama 3 tahun merasakan kesembuhan. Allah sungguh-sungguh menyatakan mujizatNya saat iman orang percaya dibangkitkan. Ketika tiba pada acara doa kesembuhan, tak terhitung jumlah orang sakit yang maju. Kuasa Allah sungguh tidak terbatas. Sebanyak 62 orang menyaksikan kesembuhannya dari berbagai macam sakit penyakit, diantaranya disembuhkan dari: kanker, sakit gondok, stroke, buta dan banyak lagi....



Apa yang telah terjadi selama 3 hari sungguh takkan terlupakan. Allah mengizinkan hamba-hambaNya memasuki suatu pertempuran yang besar untuk menuai kemenangan yang berlimpah-limpah karena telah dilatih untuk berjalan di dalam iman. Tim KPPI Jakarta dan Kupang telah bekerja keras, bersatu hati dan bersama-sama mengalami suatu pesta rohani yang penuh dengan lawatan Allah. Tidak ada sukacita yang lebih besar selain daripada melihat puluhan ribu jiwa menerima keselamatan dan kesembuhan di dalam Yesus...



Yesus Malole Neo Kupang (Yesus mengasihi Kupang). Haleluya.....Kupang penuh kemuliaanNya
Sumber : http://kppi.or.id/content/view/189/24/lang,1/

Tidak ada komentar: